Breez: Memberi Warna Baru Musik di Sukoharjo

Photo: Waypam

Sukoharjo selalu menjadi titik bersenang-senang. Namun tidak hanya 'titik' bersenang-senang, konsisten dan selalu ada merupakan gambaran yang bisa saya capture dengan kacamata kecil ini. Kembalinya musik hardcore belakangan ini pasti diikuti juga musik yang lain, dan yang tak pernah terlewat adalah musik alternatif, selalu punya penggemar. Kali ini saya berkesempatan mewawancarai lewat teks bersama Breez yang kebetulan kami sering ketemu di tempat nongkrong yang sama. Boleh di simak dan dipaido. hehehe. - A. Dian

Halo, Breez. Bagaimana kabar kalian saat ini?
Dika: Sangat baik (harusnya)
Titah: Kabar baik! Jangan lupa follow Breez
Celi: luar biasa tetap semangat jaya jaya jaya.
Rafli: Alhamdulillah sehat walafiat. ASEEEKKKK
Arga: Selalu asik.

Banyak pertanyaan yang ada di kepala saat ini, bagaimana cerita terbentuknya Breez?
Titah: Ceritanya ada di Dika
Arga: Cerita awal Breez terbentuk di dapat dari pikiran Dika dan Raplek, mungkin jawaban Dika atau Raplek yang lebih bisa menjelaskan.
Dika: Sebenarnya berawal dari obrolan masing-masing personil dan kebetulan memiliki arah yang sama
Rafli: Berawal saat berboncengan sama siko**ol (Dika) ngobrol diatas sepeda motor busuk bewarna kuning iseng-iseng buat band vokal cewek. Mencarilah personil, ketemu sama Gondring alias Arga Sugab diajak untuk jadi lead gitar, kemudian vokal cewek yaitu teman yang kenal dulu waktu SMA alias Seli menjadi vokal, dan yang terakhir Titah (Drummer) dari skena coffeeshop Sukoharjo.

Apa yang menginspirasi kalian membuat grup ini?
Dika: sebenernya hanya ingin memberi warna baru di musik sukoharjo lebih tepatnya (tanpa membedakan yang lain)
Titah: Pengen memberi warna musik yang berbeda di sini yang lebih fresh dan easy listening.
Rafli: kalo menurutku dari awal cuma iseng-iseng buat band aja sih dan mencoba dreampop-an termotivasi dari “say sue me”
Arga: Setau saya sendiri, cuma ada gagasan gimana kalau memberikan warna musik yang sedikit berbeda dari pada yang sudah ada di sekitaran kabupaten Sukoharjo atau sekitarnya, apalagi ditambahkan vokal cewek.



Memiliki project band sebelum Breez?
Dika: kebetulan tidak ada, baru ini pertama kali
Rafli: awalnya ada tetapi tidak dilanjutkan sebelum Breez terbentuk namanya “Load” Apip/Waypam (vokal) Yoga (guitar) saya (bass) Arga (drum) dan gitar satunya Dika
Arga: Ada beberapa project band yang pernah digarap, bahkan sampai sekarang.

Bagaimana pandangan kalian tentang ekosistem musik di sekeliling kalian hari ini?
Dika: semakin hari ekosistem musik menurut saya makin baik dan makin maju, apalagi di bantunya perkembangan media sosial jadi lebih terbantu untuk memperkenalkan karyanya di platform tertentu.
Titah: Makin terbentuk dan keren, musik-musik yang sekarang ada, khususnya di Sukoharjo makin tambah dengan musik yang berbeda-beda dan keren.
Rafli: saya sangat respect sekali sama ekosistem band di sekeliling saya menurutku ekosistem di sini (Sukoharjo) saling support dan tidak ada menjatuhkan satu sama lain menurutku salut banget sama ekosistem di sini #serius
Arga: Perkembangan musik di sekitar saat ini sih lebih asik ya menurutku pribadi.

Rencana terdekat Breez mau ngapain?
Dika: kemungkinan terdekat niatnya mau rilis single sih, nextnya paling EP (doain yach)
Titah: Rilis single dan Piknik
Rafli: Rilis single terbaru
Arga: Ada rencana perilisan debut single pertama di bulan Juni 2024 ini, sama main-main di acara/gigs teman-teman sekitar.

Single/materi yang sudah kalian tulis, sebenarnya ingin menceritakan tentang apa?
Dika: cerita dari single ini sebenernya lebih mengarah kepada kisah cinta remaja yang kurang beruntung si cailah
Titah: Keluh kesah menikmati masa remaja yang tidak jauh dari kebahagiaan dan kesedihan👍
Celi: suka duka dari kisah cinta dan kehidupan sehari-hari.
Rafli: kalo dari lirik yang saya buat menceritakan soal friendzone saya dalam kehidupanku ASEKKK
Arga: Yang jelas itu menjelaskan story/pengalaman dari personel ya, tapi ada salah satu lirik juga yang mengadopsi dari kisah personel band luar negri yang menjadi inspirasi lirik kita.

Lebih memilih rilis digital/rilisan fisik?
Dika: rilisan fisik sih
Titah: fisik
Rafli: kalo menurutku dua duanya
Arga: Mungkin dua-duanya akan kita sikat, mungkin. Haha

Dan kenapa?
Dika: simpel aja sih sebenernya, karena mungkin walaupun rilisan fisik tidak selalu baik secara suara namun sense memilikinya terasa beda dan sentimentil
Titah: Ini sih lebih ke bisa dapetin wujudnya ya dan pasti support
Rafli: karena butuh semuanya. hehehehe
Arga: Digital kan pasti, kalau fisik mungkin pas perilisan EP nanti. Ya karna rilis fisik lebih memberikan kenangan saja untuk masa depan paling.


Apa yang kalian harapkan setelah single ini rilis? Ada rencana buat promo begitu kah? Seperti tour atau yang lain?
Dika: rencanya kemungkinan cuma promo single aja buat terdekat ini, kemungkinan kalo tour kita masih nungguin EP nya rilis
Titah: sstttt Ditunggu aja, oke?
Rafli: kalo dari pikiran terdekatku lebih ke bikin merch. Kalo untuk tour belum kepikiran, kalo iya, paling tour solo raya dahulu
Arga: Hanya promo dulu aja mungkin, untuk tour belum.



Semoga lancar & sukses untuk debut rilisannya Breez.
Titah: Terimakasih leluasa sukses selalu
Celi: aamiin aamiin melebihi the sigit😊


Connection:
Breez
Sukoharjo, Jawa Tengah





Posting Komentar untuk "Breez: Memberi Warna Baru Musik di Sukoharjo"