Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Vaggghov, Menggambar Rohani Hingga Kegelapan

Kesempatan kali ini dapat mengobrol dengan manusia ugal-ugalan di beberapa acara Klaten dan sekitarnya. Vaggghov, seorang seniman bernama Bernadinus Evan dari Kota Klaten, tentunya (Coklat). Karyanya dapat dilihat di akun sosial media miliknya @vaggghov. Terdapat beberapa postingan kolaborasi dengan Sajama Cut (Jakarta), Above.Ltd dan Pitahitam Record. Terlibat aktif di scene Kota kelahirannya (Klaten) sering merespon poster acara-acara gigs. Beberapa tulisannya ada di zine Above.Ltd, Lokalspace. Semoga dapat terlibat di Leluasa zine juga tentunya. Tidak usah fafifufafiu, Sikat jonn!

Vaggghov? Kenapa menggunakan nama tersebut?

Sebelum vaghov sempat menggunakan moniker "vanx", biar gampang saja, tapi bila bisa dipersulit kenapa harus dipermudah haha akhirnya menemukan moniker baru yaitu "vaggghov". Vaggghov berawal dari kesukaan mendengarkan musik black metal jaman SMK dulu, arti sebenarnya adalah "fuck off", namanya juga poser jadi "f"-nya diganti "v" biar kvlt dan seram, wkwk.

Wah sangat menarik untuk obrolan awal ini, mungkin bisa dijelasin sekalian arti moniker "vanx"?

"vanx" itu aslinya cuma mengambil nama panggilan saja lalu ditambah huruf "x". Sekitaran waktu SMP, "x" sendiri saat itu adalah simbol dari straight edge itu sendiri. Karena sudah sell-out akhirnya merasa tidak pantas saja kalau masih menggunakan moniker itu, dan akhirnya ketemulah moniker baru, "vaghov".

Seperti hal biasa, fren. Kapan mulai menggeluti dunia gambar?

Mulai menggambar bisa dibilang sejak kecil, tapi makin sering saat mulai SMP dan berlanjut sampai sekarang.

Bagaimana menemukan karakter gambar “Vaggghov”?

Perjalanannya cukup jauh yo fren, tapi ra nggo helm (asu garing wkwk). Waktu SMP lebih sering menggambar segala hal yang berbau rohani, maklum karena masih rajin ke gereja dan kebetulan sekolah di sekolahan katholik. SMK masih bersekolah di sekolahan yang masih satu yayasan SMP dulu tapi udah mulai keluar jalur gara-gara teracuni musik black metal dan sejenisnya. Secara ga langsung musik yang saya konsumsi ternyata visualnya berpengaruh pada gambar-gambarku waktu itu (hingga sekarang). Lambat laun karena keseringan mendengarkan band Kelelawar Malam dan saya suka segala sesuatu tentangnya, maka jadilah karakter kelelawar yang sering dijumpai di beberapa karya yang saya gambar. singkatnya begitu. Sebelum menemukan kelelawar sempat menggambar karakter seperti ular atau mata atau hal-hal yang pokoknya seram. 666. Sekedar fun fact saja, sebenarnya apa yang saya gambar kebanyakan adalah hal-hal yang saya takuti, haha.


Vagghov ini begitu dekat dengan musik, pastinya. mungkin bisa menceritakan sedikit pengaruh musik pada saat itu sampai sekarang dengan dunia gambar mu?

Wah iyo bener fren, dekat sekali, tapi dekat doang ga jadian (wkwk sorry fren). Kebetulan memang sejak kecil sudah sering mendengarkan musik, saya ingat sekali dulu sering diajak ibu ke record store di Klaten, Bonanza namanya. Dulu masih sebatas lagu rohani dan beberapa lagu pop lawas, namun seiring waktu mulai eksplor sendiri musik yang sa dengarkan. Sedikit ada pengaruh juga dari paman yang merupakan penggemar Nirvana dan Slipknot, mungkin itu juga yang membawa saya hingga sekarang masih menggemari musik-musik semacam itu. Tetapi jika dikaitkan dengan gambar sepetinya mulai SMP sejak mengenal hardcore dari salah satu teman. entah kenapa ketika mendengar musik lebih senang menggambarkannya karena muncul saja interpretasi visualnya di kepala ketika mendengar sebuah lagu. Karya pertama saya yang berkaitan dengan musik sekitaran tahun 2014 ketika lagi gila-gilanya mendengarkan Straight Answer. Selain itu musik juga berpengaruh banyak di kehidupan saya, terlebih di cara memandang suatu hal dan pola pikir. Ingat ketika pertama kali kenal hardcore sempat menjadi seorang straight edge selama kurang lebih 5 tahun, setelah itu sell-out karena mumet dan gampang tergoda zat-zat adiktif wkwkwk.


Selain hardcore dan metal, musik apa lagi sih yang berpengaruh dalam proses pembuatan karya “Vaggghov” ?

Mungkin hiphop sih mbah selain 2 genre di atas. Tapi saya terbuka sama semua musik sebenernya, kecuali musik yang saya anggap jelek aja haha. hampir semua musik saya dengarkan, tapi ya lebih condong pada genre-genre tersebut.

Selain karya digital mungkin ada media lain untuk berkarya? Soalnya saya segan pada saat dapat kiriman karya mu di media sobekan peta, hehe
Semuanya bisa jadi media sih fren, tergantung niat dan mager apa engganya haha maklum saya pemalas akut. Dulu waktu SMP sering menggambar di kanvas, itu juga karena tuntutan tugas sekolah, tp lebih sering menggambar di kertas kalo sekarang selain digital. Untuk gambar di sobekan peta itu aslinya karena sayang saja sih mbah, dulu menemukan itu di bekas tumpukan kertas di gudang, karena menurut saya lumayan untuk digarap ya akhirnya sikat saja. Pernah juga karena ga tau mau ngapain pas nongkrong pernah menggambar di atas kertas struk pembelian dan bungkus rokok, juga pernah di cup bekas kopi. Tiba-tiba terjadi aja mbah kalo soal media selain digital dan kertas.


Mungkin selain musik kamu mendapatkan referensi dimana, jika orang “Siapa”?

Pengalaman-pengalaman pribadi fren, dan dari melihat lingkungan sekitar. Kalo dari seseorang saya lebih banyak mengambil referensi dari seniman yang masih satu kota, mas Enka Komariah, kalo dari luar saya banyak mengambil referensi dari Neckface, illustrator yang saya tau dari majalah skateboard Thrasher. Oiya, juga dari Raymond Pettibon, kalo ini karena bersinggungan dengan hardcore karena karya-karyanya banyak digunakan untuk cover album Black Flag. ada juga Junji Ito serta Toshio Saeki yang merupakan seniman-seniman asal Jepang yang karya-karyanya emang penuh ken666erian (emot api) (emot api) (emot api).


Jika harus memilih, lebih milih jadi illustrator untuk genre apa?

Sejujurnya saya gatau banyak soal genre-genre dalam gambar, malah lebih tau genre-genre dalam musik, soale yo teko nggambar ae haha. Untuk itu keknya fleksibel saja saya mbah, ndak muluk-muluk mau genre apa, walau ini terkesan seperti ga punya pendirian tapi bagi saya yang penting nggambar saja, karena hanya itu yang bisa saya lakuin. Melakukan sepenuhnya terhadap apa yang saya cintai saja sudah cukup haha.


Pertanyaan terakhir, apa yang ingin di lakukan dalam waktu dekat ini dan apa harapan atau pesan untuk untuk teman-teman yang masih bertahan dalam dunia seni?
Waduh, jujur bingung. Kalo di luar menggambar pengen cepat selesai aja kuliahnya hahaha kalo dalam lingkup seni-senian ya pengen banyak kolaborasi dengan lebih banyak teman-teman di luar sana, memperbanyak relasi dan berjejaring. Harapan atau pesan saya kepada teman-teman-teman, tetep lakukan saja apa yang menjadi kesenangan kalian, mengutip kata kata Farid Stevy "Kalo tidak menghasilkan setidaknya menyenangkan", seperti itu kurang lebihnya hehe.

Living life to the fullest y'all! Vaggghov


Connection:

Vaggghov

Klaten, Jawa Tengah, Indonesia.

Instagram


*mbah adalah panggilan Vaggghov kepada interviewer.


Di interview oleh Jampeace.



Posting Komentar untuk "Vaggghov, Menggambar Rohani Hingga Kegelapan"