Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Astakosala Musik Volk/Folk Yang Tidak Umum | Nano Shelviano

Foto: Astakosala

Bertemu di sebuah sanggar teater kampus (Teater Depan Politama), seorang seniman beridealis tinggi yang akrab disapa Rhema. Sama halnya dengan Tobenk, Rhema juga sangat berpengaruh bagi proses berkesenian saya (musik). Antara tahun 2014-2016 Do’i mengajak saya untuk menabuh drum didalam project musiknya bersama Tobenk. Terbentuklah sebuah band psychedelic post rock (sak senengku sing nge'i genresoal e Rhema yo ra ngerti genrene opo :D) dengan nama The Room. Karena saat itu tidak ada basist, saya berinisiatif mengajak kawan saya dari Sukoharjo, yaitu Bayu (Louis), dan jadilah The Room dengan formasi Rhema (vox, synth, guitar), Tobenk (guitar), Bayu (bass), Saya (drum). Tidak ada show, tidak ada gigs, dan hanya tampil disebuah pertunjukan private (latihan tok!! :D), tidak tahu mengapa project ini tidak berlanjut, mungkin dikarenakan kesibukan masing-masing (koyo yak-yak o)

Cerita di atas hanya sebuah intermezo, saya tidak membahas The Room tapi saya akan bercerita tentang sebuah project musik (yang serius) dari Rhema Anis Sandy.

Lama tidak mendengar kabar dan bisa dikatakan hampir tidak pernah ketemu dengan Rhema, 2018 saya mendengar bahwa pemuda yang mengaku pacar Dian Sastro ini membentuk sebuah project musik Volk/Folk yang tidak umum ditengah maraknya musik-musik folk senja. Diberi nama Astakosala mengusung sastra jawa kuno dan cerita-cerita jawa yang diringkas dalam musik art pop (menurut saya) dan lebih ramah di telinga.

Pertengahan maret 2021 saya mendapat kabar dari seorang teman lama (Rhema Anis Sandy), sebuah pesan berupa link yang menuju ke sebuah platform musik.
Yaaaa! sebuah kabar gembira berbentuk Extended Play/EP/Mini Album dari Astakosala yang dirangkum dalam judul Antaratma.

Seperti tidak terima hanya menelurkan sebuah Extended Play/EP/Mini Album, sekitar 2 minggu yang lalu masuk lagi sebuah pesan di aplikasi Whatsapp. Seorang pemuda yang kini mengaku sebagai suami Dian Sastro memberikan sebuah kabar lagi bahwa Astakosala bekerjasama dengan Biru Music Studio akan merilis sebuah Video Live Session bertajuk “Suronan” yang akan tayang pada 29 Juli 2022 via kanal platform video YouTube.


Seperti udara segar mendengar kabar itu, saya putuskan untuk membuat cerita dalam bentuk tulisan ini dan akan saya kabarkan kepada kawan-kawan via Leluasa. Update link perilisan bisa kalian cek di sosial media Astakosala. Salam Budaya!

Ditulis oleh Nano Shelviano (Vokalis Louis)

Connection:
Astakosala
Surakarta, Jawa Tengah.



Posting Komentar untuk "Astakosala Musik Volk/Folk Yang Tidak Umum | Nano Shelviano "